MALANG - Wakil Kepala BPIP Hariyono menegaskan bahwa bangsa Indonesia bukan pewaris Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang runtuh karena budaya korupsi.
Penyampaian ini diutarakan Hariyono melalui Seminar Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu 3 Maret 2021. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), tema Pancasila Sebagai Pencegah Tindakan Korupsi.
“Ini yang barangkali stigma sejarah yang kita harus ungkap, bahwa kita bangsa Indonesia bukan pewaris VOC,” ucap Hariyono di momen pembukaan seminar tersebut.
Dia juga menyebutkan dalam sidang BPUPKI, para pendiri bangsa memilih bentuk negara yaitu republik dan demokrasi supaya rakyat memiliki kedaulatan.
“Pendiri bangsa memilih bentuk negara yang tepat, agar eksploitasi negara terhadap negara dan orang terhadap orang serta tindakan korupsi bisa diatasi,” tegasnya.
Disamping itu berdasarkan pembukaan Undang-undang 1945 visi kebangsaan kita adalah merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.
“Apa mungkin kita bisa adil, bisa makmur, bisa berdaulat kalau perilaku korupsi masih sangat kuat,” ucapnya.
Oleh karena itu ia menekankan nilai-nilai Pancasila sudah sangat tepat untuk meminimalisir tindakan korupsi.
Dirinya juga menjelaskan tindakan korupsi bukan dilihat dari sisi hukum saja melainkan juga ekosistem negara.
“Kalau tindakan korupsi ini dibiarkan maka akan menjadi bahaya, maka semua berperan untuk mengatasi persoalan ini dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila,” tutupnya.
Saat menjadi narasumber Pelaksana Tugas Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi Dr. Ani Purwanti, SH., M.Hum menjelaskan dalam kerangka pikir Pancasila sangatlah kompleks.
Untuk melaksanakan pembangunan dalam bidang apapun harus ada pemahaman benar tentang Pancasila sebagai dasar negara baik dari ideologi maupun sebagai pandangan hidup.
“Pancasila sebagai pemersatu dan bintang pemandu sangat mungkin dalam meminimalisir tindakan korupsi” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama Walikota malang Drs. H. Sutaji mengakui perilaku korupsi masih terus terjadi, dirinya menegaskan harus ada pembenahan supaya tidak turun temurun terhadap generasi emas.
“Pancasila-lah yang menjadi jati diri bangsa ini, karena tidak ada satu agama pun yang mengajarkan penganutnya untuk mengambil hak orang lain,” ujarnya.
Dirinya berharap Pancasila tidak hanya mencegah korupsi tetapi sebagai penjaga diri di tengah tengah derasnya perubahan yang dibawa teknologi.
“Tidak hanya mencegah korupsi, penguatan Pancasila juga diharapkan sebagai penjaga dari arus teknologi,” harapnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Fauzan, M.Pd menegaskan perilaku koruptif sangatlah berbahaya. Tindakan tersebut jangan bukan budaya Indonesia dan khawatir membahayakan generasi bangsa.
“Ini justru berbahaya karena berkaitan dengan generasi penerus bangsa”, ujarnya.
Menurutnya bahkan korupsi adalah simbol kebusukan, karena tidak memiliki integritas moral dan integritas nilai.
Kalau kita ingin menegakan Pancasila bukan sekedar formalitas tapi berbicara esensi nilai peradaban dalam kehidupan”, tegasnya.
Ia juga berterimakasih kepada BPIP karena sudah memberikan wawasan kepada masyarakat Kota Malang khususnya mahasiswa UMM pentingnya pengamalan Pancasila terutama dalam pencegahan korupsi.*
ER/BPIP.GO.ID
More Stories
PLN Disebut tidak Memiliki Rencana Kerja Benar Terkait Batu Bara
Pemuda Parigi Moutong, Jadilah Bonus Bukan Beban Demografi
Terduga Teroris Ahmad Panjang Tewas Ditembak, Aparat Temukan Bubuk Mesiu