Sayamsu Nadjamudin: Nanti Kau Bikin Kantor Sendiri
SULAWESI TENGAH - Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional (Wasnas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Nurhayati Yunita telah hampir sepekan tidak berkantor. Alasannya, gara-gara ‘diusir’ Sekretaris Badan bernama Syamsu Nadjamudin. Seteru Kabid Wasnas vs Sekban ini dikabarkan lantaran kesal dilapor ke bupati.
“Saya memang dari hari Senin sudah tidak masuk kantor. Alasannya, karena saya diberikan info via WhatsApp bahwa saya harus berkantor sendiri dan mencari staf sendiri,” kata Nurhayati kepada pewarta, belum lama ini.
Diungkap Nurhayati, tindakan Sekban Syamsu dinilai tidak bijak dalam memberi teguran. Nurhayati merasa dilecehkan dengan gaya menegur ala Sekban Syamsu.
“Saya merasa terpukul dengan teguran seperti itu,” kata Nurhayati.
Dia menuturkan, awal mula persoalan yang menimbulkan kesan benci itu hanya karena laporannya kepada Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu. Padahal, menurut Nurhayati, dalam penyampaiannya kepada Bupati Parigi Moutong tidak ada niatan lain selain meluruskan dan melaporkan hal sesungguhnya.
“Sebelumnya bupati telah menerima laporan dari anggota Forkopimda dan anggota lainnya terkait kegiatan Badan Kesbangpol sebelumnya yang tidak seperti tahun kemarin. Sebagai Kabid saya tidak ingin melakukan hal yang salah, sehingga apa yang menjadi laporan anggota Forkopimda sebelumnya seperti itu juga yang saya sampaikan,” tuturnya.
Adanya dugaan bahwa ‘kemarahan’ Sekban Syamsu gara-gara kesal dilapor ke bupati, dikuatkan dengan isi kiriman pesan melalui whatsapp.
Nurhayati mengungkap isi pesan yang dikirimkan Sekban Syamsu kepadanya. Isi chat itu cukup jelas menyuruh Kabid Nurhayati untuk mencari kantor sendiri. Bahkan melalui pesan whatsapp itu, Sekban Syamsu juga menyuruh Nurhayati untuk mencari staf sendiri.
“Kalo ini siapa punya WA ke Pak Bupati.., sadar tdk kau, yg kau laporkan.. ini siapa ..? Saya baru tau ternyata kau ini ember,,, manis di mulut…insha Allah pulang dari Tinombo, nanti kau bikin kantor sendiri,, silahkan cari staf dari luar, seluruh honorer..yg ada di Bid wasnas saya tarik kesekretariat,,, jangan kau samakan kaban/Sekban lama dgn sekarang…catat itu…,” tulis Sekban Syamsu dalam pesan whatsapp yang dikirimkan kepada Nurhayati.
Sekban Syamsu Nadjamudin Bilang Pernyataan Kabidnya tidak Benar
Sekban Kesbangpol Syamsu Nadjamuddin yang dikonfirmasi via telepon genggamnya pada Rabu, 15 September 2021 menyebut bahwa informasi yang disampaikan Kabid Wasnas tidak benar. Bahkan soal dia disebut telah mengusir Kabidnya, katanya, juga tidak benar.
“Pernyataan itu tidak benar, masa komiu semudah itu mau percaya perempuan. Selaku pimpinan mengatai bawahannya itu wajar, memangnya ini rumah, sembarang mau kasi keluar,” kata Syamsu.
Fasilitas Ruang Kerja Bidang Wasnas Dipindahkan
Selain tidak berkantor kurun hampir sepekan, fasilitas di area ruangan bidang Wasnas juga sudah tidak ada. Nampak dalam ruangan bagian bidang Wasnas hanya terlihat satu buah kipas angin, dan tiga meja kerja tanpa kursi.
“Kami tidak tau di mana ibu Kabid, karena sudah dua hari ini tidak masuk kantor,” kata salah seorang staf bidang lain di Kesbangpol Parigi Moutong.
Sekban Kesbangpol Dinilai Mengintimidasi Bawahan
Direktur Utama LSM Format Parigi Moutong, Isram Said Lolo menilai tindakan yang dilakukan Sekban Kesbangpol bernama Syamsu Nadjamudin merupakan sikap yang mengintimidasi bawahan.
“Dari chat via WhatsAap itu nampak sekali kesembongan, intimidasi dan keangkuhan seorang pemimpin pada bawahannya. Bila chat tersebut tidak diakui, itu membuktikan adanya kebohongan, sekaligus memunculkan nilai kesombongan,” ucap Isram yang ditemui pada Kamis, 16 September 2021.
Menanggapi alasan pembinaan yang dilakukan kepada bawahan dengan bentuk isi pesan seperti itu, kata Isram, sama sekali tidak ada unsur pembinaan, melainkan lebih pada unsur intimidasi, kesombongan, keangkuhan, ancaman dan pengusiran.
“Terkait persoalan antara Sekban dan Kabidnya bila benar isi chat yang beredar luas tersebut maka menurut saya itu bukan pembinaan melainkan sebuah kemarahan yang berisi, ancaman, intimidasi dan pengusiran,” ungkap Isram.
Kami juga sangat menyayangkan sekaligus mempertanyakan pernyataan Sekban Syamsu Nadjamudin yang menyatakan, “Masa Komiu semuda itu mau percaya perempuan.”
“Kalimat tersebut penting untuk diklarifikasi oleh Sekban, mengingat kalimat ini menjustis bahwa seakan akan perempuan adalah makhluk pembohong. Dan kalimat ini sangat berbahaya, karena itu keluar dari seorang pejabat. Saya ingatkan bahwa pemimpin itu akhlak, kalau perkataan dan sikapnya tidak berakhlak itu tidak layak sebagai pemimpin,” jelas Isram.
Kontributor: Abd Latif, Penanggung Jawab: Andi Sadam
Artikel yang telah tayang merupakan tanggung jawab redaksi. Kirim Saran, kritik dan klarifikasi atas artikel ini ke email: [email protected], [email protected], [email protected]
Kontak penanggung jawab: 0813 55 999 718 (a.n Andi Sadam)
More Stories
Pernyataan ‘Palsu’ Kepala Dinkes Soal Uang Pungut Rapid Antigen
Fadli: Dinkes Diduga Berbisnis Memanfaatkan Rakyat, Soal Rapid Berbayar
Pejabat Tidak Boleh Menolak Wawancara Wartawan yang Tidak Mengantongi Sertifikasi Kompetensi