INMAGZ.id – Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, telah menjalani pelatihan intensif guna meningkatkan kapasitas mereka dalam penanggulangan bencana alam. Dalam pelatihan yang berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 9 hingga 11 Mei 2023, sekitar 24 personel terlibat untuk mengasah kemampuan penyelamatan dan pertolongan korban bencana.
Menurut Sekretaris BPBD Parigi Moutong, Moh Rivai, penguatan kapasitas personel sangat penting untuk memperbarui pengetahuan mereka serta meningkatkan keterampilan dalam menjalankan tugas di lapangan.
Dalam konteks ini, sekitar 50 persen anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parigi Moutong merupakan personel baru, sehingga perlu dilakukan penguatan untuk memastikan kemampuan mereka dalam melakukan penyelamatan atau rescue.
BPBD Parigi Moutong telah menyusun muatan materi pelatihan yang beragam, termasuk kaji cepat, pertahanan dan keamanan, Search and Rescue (SAR), serta pertolongan pertama kepada korban bencana. Para pemateri yang terlibat dalam pelatihan ini berasal dari BPBD Sulawesi Tengah, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan SAR Nasional (Basarnas), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Metode pelatihan yang digunakan dimulai dengan penyampaian teori, kemudian dilanjutkan dengan simulasi lapangan untuk memastikan penguasaan materi yang disampaikan.
Rivai mengakui bahwa BPBD Parigi Moutong masih belum maksimal dalam melaporkan kejadian bencana, terutama dalam hal kaji cepat, seperti yang dievaluasi dalam satu tahun terakhir.
Menurutnya, tugas utama Tim Reaksi Cepat adalah menyajikan informasi dan data mengenai bencana. Namun, penyajian informasi bencana yang dilakukan oleh tim tersebut belum optimal.
Oleh karena itu, pelatihan ini difokuskan pada materi kaji cepat, sementara materi lainnya tetap diikuti sebagai bagian dari peningkatan kapasitas.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh BPBD Parigi Moutong, daerah ini merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, karena letak geografisnya yang memiliki banyak anak sungai dan pegunungan.
Oleh karena itu, personel BPBD perlu memiliki kesiapan dalam menghadapi setiap ancaman bencana, termasuk memberikan edukasi mitigasi kepada warga untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.