PERTUMBUHAN sektor pertambangan Indonesia di masa depan diprediksi akan berjalan lambat dan tidak segencar periode-periode sebelumnya. Jumlahnya bahkan tidak akan melebihi angka 2 persen. Hal ini disampaikan oleh Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia.
Baja juga: Kementerian ESDM Meramal Pasar EBT Global Meningkat di Tahun 2035
Willem Makaliwe selaku Strategic Transformation Expert memberikan penjelasan bahwa pada tahun 2018 sampai dengan 2019, pertumbuhan sektor pertambangan mengalami kendala yang disebabkan oleh harga komoditas yang tidak mendukung. Sementara untuk kendala di masa depan, diyakini masih akan terkena dampak wabah pandemi Covid-19.
Baca juga: Tidak Hanya di Kongo, Sulawesi Tengah juga Punya Gunung Emas
Pergerakannya memang akan mengalami perbaikan, namun peningkatannya tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Adapun bisa mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen pun hal tersebut bisa dianggap sebuah pencapaian yang bagus.
Dalam kesempatan yang berbeda, Global Business Expert R Nugroho Purwantoro juga memberikan pandangannya, bahwa sektor pertambangan di masa mendatang akan dihadapkan pada tantangan yang semakin ketat, namun di sisi lain akan ada peningkatan permintaan terhadap kebutuhan energi.
Baca juga: Sektor Pertambangan Topang Ekonomi Kawasan Timur Indonesia
Di Indonesia sendiri, nantinya kebutuhan energi untuk sektor kelistrikan, khususnya terkait dengan batu bara, diramalkan akan mengalami peningkatan, hal ini seiring dengan adanya peningkatan kegiatan ekonomi. Dirinya mengatakan bahwa permintaan kebutuhan energi itu akan semakin tumbuh, dan oleh karenanya kebutuhan akan listrik masih akan stabil dan cenderung meningkat.
Meski demikian, akan ada tantangan cukup besar yang harus dihadapi, yang tak lain adalah mengenai isu Environmental, Social dan Governance (ESG), di mana sekarang ini telah menjadi sebuah isu global. Indonesia cukup bergantung pada pertambangan batubara pasti akan mengalami tekanan yang berat untuk bisa bersaing dengan energi bersih.
Oleh karena itu, diperlukan usaha yang lebih giat dan spesifik untuk bisa membentuk sebuah keseimbangan dan kembali menggairahkan industri pertambangan, khususnya batu bara saat kebijakan mengenai ESG itu mulai diterapkan.
Setidaknya, usaha yang dilakukan itu nantinya bisa menjadikan harga listrik dengan bahan baku batu bara bisa memiliki harga yang kompetitif dengan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.*
duniatambang.co.id, Tanggal terbit: 02-06-2021