Saya tegaskan sekali lagi bahwa kalian (wartawan) jangan pernah mengabaikan kode etik jurnalis , ataupun etika amanah PWI
Mahmud Matangara, SH. MH
SULAWESI TENGAH- Ketua Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI Sulawesi Tengah, Mahmud Matangara, pada Selasa, 9 Februari datang di Kabupaten Parigi Moutong. Di depan puluhan pewarta, Mahmud Matangara menitip penegasan. Dia bilang, wartawan di Kabupaten Parigi Moutong wajib menjunjung tinggi kode etik jurnalis, serta undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
“Saya tegaskan sekali lagi bahwa kalian (wartawan) jangan pernah mengabaikan kode etik jurnalis, ataupun etika amanah PWI,” warning Mahmud Matangara di Parigi.
Sebelumnya, Mahmud telah mewanti para wartawan dengan motivasi ‘pedas’. “Kalian harus tegas dan berani—dalam hal yang benar. Kalau tidak berani, berhenti saja dari wartawan,” tegas pria yang sudah sekitar 30 tahun mengabdikan diri di dunia jurnalis.
Kedatang Ketua PWI Sulteng di kota Parigi dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional ke 75, tahun ini. Perayaan HPN di Indonesia ditetapkan setiap tanggal 9 Februari kalender masehi, sejak 9 Februari 1946.
Tunjuk Ketua PWI dan SMSI Parigi Moutong
Dalam rangkaian memperingati HPN di Parigi, Mahmud Matangara sekaligus menunjuk ketua pengurus PWI dan pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Melalui keputusan PWI Sulteng yang didasari kesepakatan bersama puluhan wartawan di Parigi, Mahmud Matangara menunjuk Moh Faozan sebagai ketua PWI Kabupaten Parigi Moutong. Selanjutnya, Bashar Badja diangkat sebagai ketua SMSI Parigi Moutong. Penunjukan tersebut disepakati bersama seluruh kuli tinta, termasuk beberapa pemilik media.
Mahmud menyebut kalau pembentukan pengurus PWI di Parigi Moutong bertujuan agar tersedia wadah berkumpulnya wartawan yang secara hukum diakui Negara. Pun terhadap SMSI, yang sudah tercatat sebagai konstituen—menurut keputusan dewan pers tahun lalu.
Baca Peraturan Organisasi SMSI di smsindonesia.co. Baca juga Tentang PWI di pwi.or.id.
Membantu Pondok Pesantren
Selain memberi wejangan sekaligus membentuk pengurus organisasi wartawan di Kabupaten Parigi Moutong, bersama puluhan wartawan, Mahmud Matangara mendatangi Abnaul Chairaat—salah satu pondok santri di Kecamatan Parigi.
Tidak hanya meminta didoakan, kedatangan kumpulan wartawan di pondok tersebut membawa bantuan berupa beras, telur dan gula pasir.
Untuk diketahui, Abnaul Chairaat merupakan salah satu Pondok Pesantren yang masih berumur setahun lebih. Hingga saat ini yayasan tersebut telah menampung sedikitnya 90 orang santri aktif.
writer: Andi Sadam
More Stories
Petisi Wartawan Parigi Moutong Terkait Somasi Oknum Pejabat Diserahkan ke Sekda
Kesal Dilapor ke Bupati, Sekban Kesbangpol Parigi Moutong Usir Kabid
Aspal Jalur II Parigi Rusak, Bina Marga: Akan Diperbaiki Tahun ini