Pedagang Ikan di Parigi Moutong Resah Akibat Bangkai Babi yang Ditemukan di Laut dan Sungai

INMAGZ.id - Para pedagang ikan di Pasar Sentral Tagunu Parigi mengalami kekhawatiran dan kesulitan dalam menjual ikan-ikan mereka akibat adanya bangkai babi yang ditemukan mengambang di sungai dan laut. Situasi ini telah berlangsung selama hampir sebulan dan berdampak signifikan pada pendapatan para pedagang.

Busra, salah satu penjual ikan di pasar tersebut, mengeluhkan penurunan drastis pendapatannya. Ikan-ikan yang biasanya laku terjual dalam sehari satu termos, kini jarang diminati oleh pembeli. Ia menghadapi kesulitan dalam menghabiskan stok ikan karena minimnya pembeli yang datang.

Busra mengungkapkan bahwa anjloknya harga ikan di pasaran disebabkan oleh penyebaran berita di media sosial mengenai bangkai babi yang ditemukan di sungai dan laut. Ia menyayangkan bahwa ikan katombo yang biasanya laku terjual segera, kini sulit untuk habis terjual. Bahkan, banyak ikan yang harus dibuang karena sudah membusuk.

Kasus bangkai babi yang tersebar di Parigi Moutong akibat penyakit dan pembuangan ke sungai menjadi faktor utama yang membuat pembeli enggan membeli ikan. Para pedagang ikan berharap agar pemerintah daerah, termasuk DPRD setempat, dapat turun tangan dan melihat situasi di pasar ikan secara langsung.

Sayutin Budianto, Ketua DPRD Parigi Moutong, menanggapi keluhan para pedagang ikan tersebut dengan meminta pemerintah daerah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait masalah ini. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, dan Dinas Kesehatan Hewan diharapkan dapat menjalankan tugas mereka dengan melakukan sosialisasi kepada nelayan dan masyarakat untuk menjelaskan bahwa masalah ini tidak berdampak pada kesehatan manusia. Menurut Sayutin, ini hanyalah masalah rasa jijik semata.

Bangkai babi yang ditemukan di sungai dan laut memiliki dampak yang signifikan bagi para pedagang ikan. Oleh karena itu, pemerintah daerah telah mengeluarkan imbauan tegas melalui surat edaran. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak membagikan foto-foto atau video bangkai babi yang telah beredar sebelumnya, seolah-olah itu merupakan kejadian baru.

Sayutin menekankan agar pengguna media sosial menjadi lebih bijak dan tidak membagikan lagi foto-foto bangkai babi tersebut. Tindakan ini dapat merugikan orang lain, terutama pedagang ikan. Jika berita tersebut terus beredar di media sosial, maka pedagang ikan akan semakin menderita akibat penurunan omset dan minimnya minat pembelian dari masyarakat.

“Kami berharap pemerintah daerah dan organisasi perangkat daerah terkait dapat mengambil langkah untuk mengatasi hal ini,” harapnya.

Red inMagz

banner 970x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *