INMAGZ.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Nasril Bahar, mendorong PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk mempercepat progress pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan mineral dan batu bara (minerba) terkait pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri serta konsisten dengan adanya kewajiban pemegang IUPK existing untuk membangun fasilitas pemurnian paling lambat tahun 2023 atau tiga tahun setelah undang-undang terbit.
Saat ini, progres pembangunan smelter AMIN telah mencapai 51,63 persen, setelah dikeluarkannya hasil verifikasi kemajuan enam bulanan periode Agustus 2022 hingga Januari 2023 dari verifikator independen.
Baca juga DKIPS Sulteng Gelar Workshop Literasi Digital untuk Pemilih Pemula
Commissioning smelter dijadwalkan pada Juli 2024, sementara operasional smelter dengan kapasitas 60 persen ditargetkan pada Desember 2024.
Nasril Bahar berharap agar AMIN dapat mempercepat progress pembangunan smelter tersebut dengan meminta kemampuan daripada Engineering, Procurement dan Construction (EPC) sehingga pada akhir tahun 2023 ini dapat mulai beroperasi.
Meskipun PT Amman Mineral Industri menghadapi sejumlah hambatan dalam proses pembangunan smelter, seperti adanya pandemi Covid-19 yang membuat terhambatnya pertemuan tatap muka dan konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina yang turut menghambat jalur supply chain, Nasril menilai percepatan tetap perlu didorong agar tidak berlarut-larut dalam melaksanakan Undang-undang No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan mineral dan batu bara (minerba).
Baca juga Brizky Hotel Palu Gelar Promo Bukber Hanya Rp45 Ribu
Menurut Nasril, nilai tambah yang dihasilkan dari proses smelting di Indonesia sangat luar biasa, sehingga pemerintah meminta agar progres pembangunan smelter dapat dipercepat.
Sebagai anggota DPR, Nasril akan melakukan pengawasan dan memberikan dorongan percepatan dalam pembangunan smelter AMIN.
Smelter milik PT Freeport Indonesia dan PT Borneo Alumina Indonesia juga memiliki hambatan yang sama.*
Akses artikel INMAGZ ID melalui Google News
1 komentar