Mengenal Virus Corona Varian Delta

  • Oleh: Hadiyanto Tiono

PADA awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei yang kemudian menyebar dengan cepat ke lebih dari 190 negara dan teritori. Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak luas secara sosial dan ekonomi.

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta.. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS-CoV). Mutasi dari virus corona terus muncul dan beberapa jenis dipercaya dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk dibandingkan aslinya. Salah satunya Virus Covid-19 varian delta.

Varian ini ditemukan di India yang pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober, sehingga menyebabkan gelombang kedua yang awalnya telah surut. Jenis virus COVID-19 ini lebih menular dan mampu menghindari respons imun tubuh akibat mutasi yang terjadi. Bahkan, varian ini diperkirakan 40 persen lebih menular dibandingkan jenis Alpha serta strain aslinya. Varian B.1.617.2 disebut memiliki mutasi ganda virus corona dan diduga sebagai pemicu lonjakan Covid-19 di negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa itu. WHO kemudian menyematkan nama baru untuk varian virus corona India ini sebagai varian Delta.

Gejala dari varian delta ini tidak begitu berbeda dengan varian lainnya tetapi diyakini virus ini memiliki resiko untuk menimbulkan gejala yang lebih serius. Gejalanya meliputi:

• Sakit kepala

• Sakit tenggorokan

• Pilek

• Demam

• Batuk

• Kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa.

• Tak hanya itu, beberapa orang yang terinfeksi virus Corona jenis ini juga mengalami gejala lain.

• Nyeri otot

• Hidung tersumbat

• Mual atau muntah

• Diare

• Sakit perut

• Kehilangan nafsu makan

• Gangguan pendengaran

• Pembekuan darah

• Gangren (kematian jaringan tubuh).

Gejala yang termaksud tergolong serius dari varian ini adalah :

• Keluhan sesak nafas

• Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada

• Penurunan kesadaran

Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tidak brgejala, maupun bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri dirumah/ karantina pusat isolasi, Pastikan untuk melapor ke puskesmas, RT/RW maupun tetangga sehingga bisa ikut memantau kesehatanmu.

Berikut merupakan Ketentuan Isolasi/Karantina Mandiri

﹣ Ventilasi dan pencahayaan yang baik

﹣ Gunakan alat makan dan minum tersendiri

﹣ Kamar mandi terpisah, tetapi jika tidak tersedia lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh

﹣ Kamar tidur terpisah

﹣ Hindari kontak dengan orang lain serta tidak bepergian dan tidak menerima tamu
﹣ Jaga jarak

﹣ Disinfeksi/bersihkan permukaan dengan disinfeksi secara berkala

﹣ Gunakan masker dengan benar

﹣ Tangani sampah dengan hati-hati

﹣ Cuci tangan dengan sabun

﹣ Pemantauan gejala harian

﹣ Jika muncul gejala yang semakin parah segera lapor petugas

﹣ Berkoordinasi dengan puskesmas

﹣ Orang yang merawat harus memperhatikan protokol kesehatan 3M

Seseorang yang terinfeksi virus COVID-19 jenis delta lebih berisiko mendapatkan perawatan di rumah sakit dibandingkan jenis Alpha. Maka dari itu, strain ini disebut-sebut yang paling buruk dari semua jenis yang ada. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala serius. Selalu hubungi dokter atau fasilitas kesehatan yang ingin Anda tuju sebelum mengunjunginya.

Orang dengan gejala ringan yang dinyatakan sehat harus melakukan perawatan mandiri di rumah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, perbanyak minum air putih minimal 2 liter, rutin aktivitas fisik, konsumsi vitamin dan istirahat cukup.

Rata-rata gejala akan muncul 5–6 hari setelah seseorang pertama kali terinfeksi virus ini, tetapi bisa juga 14 hari setelah terinfeksi.*

Keterangan artikel:

Penulis Adalah Dokter Umum Spesialis di RSUD Anuntaloko Parigi

Red inMagz

banner 970x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *