Hallo Broeder inside

inMagz.id

Inside Magz menyadari bahwa sebuah karya tulis akan lebih indah dipandang mata bila tersaji dalam kemasan desain yang segar. Tampilan yang ‘enak’ serta nyaman di mata, akan mengantar dan mewarnai pandangan pembaca mulai dari awal hingga akhir setiap paragraf.

Berlangganan via Email

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 285 pelanggan lain

24/09/2021

Inside Magz

Nyaman di Mata - Asik Dibaca

Askari Utomo, Kepala Lapas Kelas III Parigi. (Taken By. Moh Aksa/inMagz)

Tiga Program Prioritas Lapas Parigi Menuju WBK-WBBM

SULAWESI TENGAH - Tiga program prioritas pembangunan zona integritas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Parigi, menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), bertujuan memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.

“Prinsipnya, membangun WBK dan WBBM harus disegala sektor, guna memaksimalkan pelayanan. Namun untuk lebih fokusnya ada areal prioritas, agar arah pembagunan sesuai dengan tujuan,” ujar Kepala Lapas Kelas III Parigi, Askari Utomo saat paparkan programnya telekonferensi bersama Kementerian Hukum dan Ham Wilayah Sulteng, Kamis 25 Maret 2021.

Askari bilang, pihaknya mencanangkan tiga program prioritas, pertama adalah peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pelayanan terpadu satu pintu.

“Kami benahi di sektor depan, atau pintu depan. Kalau bisa segala hal berkaitan dengan layanan terhadap masyarakat, jika urusannya hanya di pintu depan, cukup diselesaikan disitu saja. Jadi memangkas birokrasi,” jelasnya.

Menurutnya, semakin panjang sebuah birokrasi, peluang untuk penyelewengan akan semakin besar. Sehingga pihak Lapas berupaya, hak-hak warga binaan, dan informasi bagi masyarakat, sistimnya satu pintu terpadu.

Kemudian program kedua yakni, meningkatkan sistem pengelolaan administrasi yang lebih efektif dan efisien. Serta ketiga, peningkatan peran program bimbingan kegiatan kerja bina narapidana.

“Kenapa kami bilang prioritas, karena dari pada kami mencoba menghidupkan kegiatan tapi tidak maksimal, lebih baik membuat satu atau dua kegiatan namun lebih bermanfaat untuk warga binaan,” tuturnya.

Ditambahkannya, bimbingan kegiatan kerja narapidana yang akan dilaksanakan tahun ini diantaranya pembuatan batako yang dianggap efektif. Sebab, batoko merupakan material bangunan yang sangat dibutuhkan, pembangunan rumah dan lainnya.

Dia berharap, pencanangan program prioritas tersebut mendapat dukungan dari pihak terkait, khususnya warga binaan, dan warga sekitar Lapas.

“Adanya program ini, kurang lebih 15-20 orang warga binaan bisa terserap. Selain mereka bisa mengisi waktu luang, mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya selama di Lapas,” pungkasnya.

Lihat penulis: