Hallo Broeder inside

inMagz.id

Inside Magz menyadari bahwa sebuah karya tulis akan lebih indah dipandang mata bila tersaji dalam kemasan desain yang segar. Tampilan yang ‘enak’ serta nyaman di mata, akan mengantar dan mewarnai pandangan pembaca mulai dari awal hingga akhir setiap paragraf.

Februari 2021
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728

Berlangganan via Email

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 285 pelanggan lain

24/09/2021

Inside Magz

Nyaman di Mata - Asik Dibaca

foto diambil dari BPIP.GO.ID

DPD RI Sebut Indonesia akan Terpuruk Apabila Pancasila Direduksi

YOGYAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal DIY Cholid Mahmud menyebutkan, Pancasila yang dirumuskan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus tidak bisa direduksi. Hal itu akan menjadikan keterpurukan bagi bangsa Indonesia. 

“Siapapun, termasuk rezim pemerintahan kapanpun, berlaku menggeser dan mereduksi Pancasila, pasti membawa keterpurukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita,” kata Cholid Mahmud Kemarin.

Acara yang dihadiri juga para pemuda dan mahasiswa DIY dengan menggunakan protokol kesehatan, wajib masker dan duduknya berjarak. Sebagai narasumber Alumnus Program Pendidikan Lemhanas (PPRA) Angkatan LX, Tahun 2020, Wajdi Rahman.

“Kalau direduksi, bukan kemajuan dan kemakmuran yang dicapai, tetapi penghamburan energi anak bangsa serta keterbelahan nasional dan keterbelahan dalam kehidupan bernegara,” katanya.

Pancasila didirikan oleh tokoh nasional dan tokoh agama, yang dirumuskan sangat arif dan berjiwa besar menyepakati rumusan Pancasila tersebut. Bahkan, dinamika dasar negara di masa kemudianhiri dengan Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959 dan ditegaskan dalam Piagam Jakarta.

“Tugas generasi kita sekarang adalah berjuang untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila agar teramalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara konsisten, sungguh-sungguh, dan berkelanjutan,” katanya.

Sementara Wajdi Rahman mengatakan, sila pertama menuntut setiap warga menyatakan Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir. Konsekuensinya Pancasila menuntut umat beragama dan berkepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinannya.

Sedangkan sila mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Untuk melaksanakannya perlu rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.

“Sila ketiga menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara, sedangkan sila keempat ajakan masyarakat untuk menyatakan peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara,” katanya.

Sementara Sila kelima Pancasila mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan peringkat masing-masing negara kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum.

(BM/BPIP.GO.ID)